DUNIA PENDIDIKAN - Pemerintah Turki menganggap teori evolusi Charles Darwin merupakan subjek sains yang cukup kontrovesial untuk diberikan kepada siswa. Karena itu, Kementerian Pendidikan Turki menghapus materi pelajaran tentang teori evolusi Darwin di kurikulum sekolah pada 2019 mendatang.
“Kami telah mengecualikan subjek kontroversial bagi siswa pada usia yang belum dapat memahami latar belakang ilmiah isu tersebut,” kata Kepala Pendidikan Turki Alpaslan Durmus, lansir The Telegraph, Jumat (23/6/2017).
Durmus menilai, keputusan penghapusan teori Darwin di sekolah cukup tepat. Pasalnya, siswa kelas sembilan tidak diberi pemahaman awal untuk mendiskusikan ‘Asal Kehidupan dan Evolusi’ di kelas biologi. “Bagian (Teori) ini akan ditunda hingga studi sarjana,” tutur Durmus.
Rancangan kebijakan ini pun telah disetujui Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Durmus menyebutkan, munculnya keputusan ini banyak dikritik sekelompok akademisi Turki. Menurut mereka, menghapus teori Darwin di sekolah akan menempatkan Turki seperti Arab Saudi.
“Subjek kelas Sains dan Teknologi di sekolah dasar harus dipresentasikan dengan perspektif yang memungkinkan siswa menghubungkannya dengan mata pelajaran yang akan mereka hadapi di tahun-tahun mendatang. Ini harus memberi mereka sudut pandang evolusioner,” kata kelompok akademisi Turki dalam sebuah pernyataan.
Kendati demikian, beberapa ilmuwan Muslim di Turki mendukung kebijakan Kemeterian Pendidikan Turki. Menurut para cendekiawan itu, teori evolusi Darwin bertentangan dengan nilai-nilai dan ajaran Islam
Teori evolusi yang salah satunya adalah soal evolusi manusia dari kera dianggap tidak sesuai dengan pengajaran dalam agama Islam dan Kristen. Dalam agama Samawi, manusia pertama diyakini adalah Nabi Adam yang diturunkan dari surga, bukan evolusi dari manusia purba.
Penghapusan pengajaran soal teori Darwin disebut sebagai langkah Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk membuat negara itu lebih Islami. Di masa lalu, Erdogan kerap mengatakan akan membentuk "generasi yang soleh."
Penghapusan teori Darwin menuai protes dari kubu oposisi dan praktisi pendidikan yang mengatakan Erdogan mencoba menghapuskan sistem sekuler Turki bentukan Mustafa Kemal Ataturk dan menerapkan syariat Islam.
"Kebijakan baru yang melarang pengajaran evolusi dan mewajibkan semua sekolah punya tempat salat, tindakan ini merusak prinsip sekularisme dan prinsip pendidikan yang ilmiah," kata Mehhmet Balik, ketua Serikat Pekerja Ilmiah dan Pendidikan.
Yilmaz membantah dengan mengatakan, pencapaian dan peninggalan Ataturk tidak dihapuskan. Mereka hanya menekankan soal nilai-nilai penting seperti keadilan, persahabatan, kejujuran, kasih sayang, dan patriotisme.
Selain menghapus teori Darwin, dalam kurikulum baru tahun 2017-2018, juga akan didorong pembangunan sekolah agama "Imam Hatip" yang lebih banyak. Imam Hatip adalah sistem sekolah madrasah di Turki untuk membentuk para tokoh-tokoh agama Islam.
Menurut Yilmaz, madrasah ini akan dibangun untuk meluruskan paham Islam radikal yang menyimpang, salah satunya soal konsep jihad.
"Tugas kami untuk meluruskan paham yang keliru. Itulah mengapa kelas soal hukum Islam dan dasar-dasar agama akan membahas soal jihad. Makna sebenarnya dari jihad adalah mencintai tanah air," ujar Yilmaz.
0 Komentar