Jakarta, PENDIDIKAN -- Konsep yang hanya mengedepankan guru sebagai pengajar harus mulai ditinggalkan. Di abad 21, dunia pendidikan Indonesia lebih membutuhkan pendidik daripada pengajar.
Dengan kemajuan teknologi, siswa dapat mempelajari apapun melalui Internet. Jika Internet dapat menjadi “pengajar” yang lebih unggul, mengapa dunia pendidikan Indonesia masih memerlukan guru?
Jawabannya adalah karena dunia pendidikan Indonesia membutuhkan guru yang bukan hanya mampu mengajar – dunia pendidikan Indonesia membutuhkan guru yang mampu berperan sebagai pendidik. Terdapat tiga karakteristik pendidik abad 21 yang dapat memajukan pendidikan Indonesia: peneliti, pembimbing, dan penginspirasi.
Karakteristik pendidik sebagai peneliti merupakan hal mendasar yang diperlukan pendidik di abad 21. Menurut Kincheloc (2012) dalam bukunya Teachers as Researchers, kemampuan meneliti dapat membantu guru meningkatkan kualitas outcome pendidikan. Sebagai contoh, penelitian tindakan kelas (PTK) yang melibatkan guru sebagai peneliti dapat meningkatkan kualitas kegiatan belajar dan mengajar. Selain meningkatkan kualitas outcome pendidikan, proses meneliti juga dapat mengasah keterampilan pedagogik guru untuk mendidik siswa secara ilmiah. Ilmiah di sini berarti mendidik siswa secara sistematis berdasarkan kemampuan berpikir dan penguasaan pembelajaran siswa yang pada akhirnya dapat memajukan pendidikan Indonesia.
Karakteristik pendidik sebagai pembimbing mengimplikasikan bahwa tugas guru adalah sebagai loco parentis. Loco parentis berarti guru sebagai perpanjangan tangan orang tua di sekolah. Layaknya orang tua, guru perlu membimbing peserta didik sebaik mungkin baik dalam hal akademis maupun non akademis. Di abad 21, siswa membutuhkan guru yang dapat membimbing - bukan menggurui - mereka secara sabar. Siswa membutuhkan guru yang dapat memahami mereka bukan hanya dari sudut pandang orang dewasa tapi juga dari sudut pandang siswa. Terkait hal ini, orang tua perlu mempercayai guru untuk membimbing anak mereka menuju insan yang lebih baik.
Terakhir, dunia pendidikan Indonesia membutuhkan pendidik yang dapat berperan bukan hanya sebagai pengajar tapi lebih penting dari itu, sebagai penginspirasi. Jika mengajar adalah mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, menginspirasi adalah menumbuhkan pembalajaran sepanjang hayat di dalam diri siswa.
Berdasarkan pengalaman pribadi, guru yang menginspirasi adalah guru yang memiliki antusias bukan hanya dalam mengajar siswa tapi juga dalam membimbing dan menasehati siswa untuk menjadi insan pembelajar. Mereka adalah guru-guru yang menerapkan prinsip docendo disco – belajar dengan mengajar. Bagi mereka mengajar bukanlah sekedar pekerjaan, melainkan lebih sebagai pembelajaran bagi diri sendiri dan siswa.
Sejatinya, guru abad 21 adalah pendidik bukan pengajar. Berbeda dengan pengajar, pendidik tidak hanya mengajar tapi juga meneliti, membimbing, dan menginspirasi.
Dengan kemampuan menelitinya, guru dapat mengidentifikasi dan memecahkan tantangan pembelajaran siswa secara ilmiah. Dengan perannya sebagai pembimbing, guru dapat terlibat dalam perkembangan siswa tidak hanya secara akademis tapi juga secara psikis. Dengan inspirasi yang diberikan kepada siswa, guru dapat memperkuat karakter positif siswa dan mengembangkan kreatifitas siswa yang akan berujung pada inovasi-inovasi bagi bangsa.
Dengan kata lain, pendidik dengan karakteristik peneliti, pembimbing, dan penginspirasi merupakan guru-guru yang dapat memajukkan pendidikan Indonesia.
Dengan kemajuan teknologi, siswa dapat mempelajari apapun melalui Internet. Jika Internet dapat menjadi “pengajar” yang lebih unggul, mengapa dunia pendidikan Indonesia masih memerlukan guru?
Jawabannya adalah karena dunia pendidikan Indonesia membutuhkan guru yang bukan hanya mampu mengajar – dunia pendidikan Indonesia membutuhkan guru yang mampu berperan sebagai pendidik. Terdapat tiga karakteristik pendidik abad 21 yang dapat memajukan pendidikan Indonesia: peneliti, pembimbing, dan penginspirasi.
Karakteristik pendidik sebagai peneliti merupakan hal mendasar yang diperlukan pendidik di abad 21. Menurut Kincheloc (2012) dalam bukunya Teachers as Researchers, kemampuan meneliti dapat membantu guru meningkatkan kualitas outcome pendidikan. Sebagai contoh, penelitian tindakan kelas (PTK) yang melibatkan guru sebagai peneliti dapat meningkatkan kualitas kegiatan belajar dan mengajar. Selain meningkatkan kualitas outcome pendidikan, proses meneliti juga dapat mengasah keterampilan pedagogik guru untuk mendidik siswa secara ilmiah. Ilmiah di sini berarti mendidik siswa secara sistematis berdasarkan kemampuan berpikir dan penguasaan pembelajaran siswa yang pada akhirnya dapat memajukan pendidikan Indonesia.
Karakteristik pendidik sebagai pembimbing mengimplikasikan bahwa tugas guru adalah sebagai loco parentis. Loco parentis berarti guru sebagai perpanjangan tangan orang tua di sekolah. Layaknya orang tua, guru perlu membimbing peserta didik sebaik mungkin baik dalam hal akademis maupun non akademis. Di abad 21, siswa membutuhkan guru yang dapat membimbing - bukan menggurui - mereka secara sabar. Siswa membutuhkan guru yang dapat memahami mereka bukan hanya dari sudut pandang orang dewasa tapi juga dari sudut pandang siswa. Terkait hal ini, orang tua perlu mempercayai guru untuk membimbing anak mereka menuju insan yang lebih baik.
Terakhir, dunia pendidikan Indonesia membutuhkan pendidik yang dapat berperan bukan hanya sebagai pengajar tapi lebih penting dari itu, sebagai penginspirasi. Jika mengajar adalah mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, menginspirasi adalah menumbuhkan pembalajaran sepanjang hayat di dalam diri siswa.
Berdasarkan pengalaman pribadi, guru yang menginspirasi adalah guru yang memiliki antusias bukan hanya dalam mengajar siswa tapi juga dalam membimbing dan menasehati siswa untuk menjadi insan pembelajar. Mereka adalah guru-guru yang menerapkan prinsip docendo disco – belajar dengan mengajar. Bagi mereka mengajar bukanlah sekedar pekerjaan, melainkan lebih sebagai pembelajaran bagi diri sendiri dan siswa.
Sejatinya, guru abad 21 adalah pendidik bukan pengajar. Berbeda dengan pengajar, pendidik tidak hanya mengajar tapi juga meneliti, membimbing, dan menginspirasi.
Dengan kemampuan menelitinya, guru dapat mengidentifikasi dan memecahkan tantangan pembelajaran siswa secara ilmiah. Dengan perannya sebagai pembimbing, guru dapat terlibat dalam perkembangan siswa tidak hanya secara akademis tapi juga secara psikis. Dengan inspirasi yang diberikan kepada siswa, guru dapat memperkuat karakter positif siswa dan mengembangkan kreatifitas siswa yang akan berujung pada inovasi-inovasi bagi bangsa.
Dengan kata lain, pendidik dengan karakteristik peneliti, pembimbing, dan penginspirasi merupakan guru-guru yang dapat memajukkan pendidikan Indonesia.
aamiin, semngat para guru
ReplyDelete